Minggu, 06 Januari 2019

Coblos Eneng Dong, Bang...!

Memasuki tahun politik, hampir seluruh jalanan dari kota sampai ke pelosok desa dipenuhi spanduk dan baligo kampanye. Namun ada yang menarik perhatian saya (penulis), tak sedikit photo-photo wanita muda dan cantik terpampang di sana. Mungkin inilah cara Tuhan untuk menyejukan ketegangan politik yang berkesinambungan belakangan ini.
Sejak diberlakukannya regulasi 30% caleg wanita, memang banyak sekali Partai politik yang mengusung kader-kader wanitanya. Namun biasanya caleg wanita yang diusung merupakan kader senior yang sudah lama berkiprah di dunia politik (praktis). Atau dalam bahasa yang lebih tegas bisa dikatakan "tua". Tapi pada Pemilu kali ini sangat berbeda. Hadirnya caleg-caleg wanita cantik dan (relatif) muda seakan menawarkan variabel lain dari suatu Parpol kepada rakyat. Pendapat rakyat sebagai pemegang hak pilih tentunya sangat bervariasi, ada yang menanggapinya biasa saja, ada yang meragukan kapasitas mereka (caleg wanita), dan ada pula yang menaruh harapan besar pada mereka.
Seperti kita ketahui, bahwa wanita adalah "makhluk halus", jika pria cenderung mengedepankan naluri, maka wanita lebih mengedepankan nurani. Itulah perbedaan dasar yang hakiki antara pria dan wanita. Akan tetapi ada satu hal yang harus kita ketahui bahwa justru kaum wanitalah yang sangat mengerti permasalahan bangsa ini. Kita (pria) bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdiskusi secara radikal, saling tukar fikiran, berdebat keras dengan semua kemampuan intelektual kita, dan berbicara tentang permasalahan ekonomi. Namun para wanita yang paling tau tentang kenaikan harga sembako, dan betapa susah payah dan penuh perjuangannya menemukan sebongkah LPG 3Kg. Para pria bisa saja merumuskan kurikulum pendidikan, mengajukan alokasi APBN untuk dunia pendidikan, namun para wanitalah yang lebih mengerti apa yang harus diajarkan kepada anak-anaknya. Dan atas dasar itu, sudah sepantasnya kita mengapresiasi atau bahkan berharap banyak kepada para caleg wanita. Semoga dengan dominasi wanita di parlemen akan membuat Indonesia lebih sexy di mata dunia.

Berikut ini adalah beberapa cewek syantik yang ikut serta meramaikan panggung politik taun ini.


Tita Yuniarti
Cewek Syantik kita yang pertama ini adalah seorang mamah muda asal Ciamis. Selain cantik, teh Tita (sapaan akrabnya) juga seorang aktifis pemuda/i yang cakap, smart, dan supel. Diusung Partai Nasdem, teh Tita akan berkompetisi untuk meraih kursi DPRD Kab. Ciamis. Ditanya soal alasan dan/atau motivasinya maju sebagai caleg, beliau menjawab "karena saya ingin menjadi manusia yang berguna bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi masyarakat luas, dan panggung politik ini mungkin bisa menjadi ladang amal bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat". 


Ridha Rahim Al'libani. S.Sos. M.Si merupakan seorang Dosen syantik asal kota kembang, Bandung. Dengan berlatar belakang seorang akademisi, teh Ridha sudah sangat faham tentang permasalahan bangsa, dan beliau tentunya sangat representatif untuk mewakili suara masyarakat dan mahasiswa/inya. Selain berprofesi sebagai Dosen, teh Ridha juga seorang photo model. Maju sebagai calon anggota DPRD Kab. Bandung dan diusung oleh Partai Amanat Nasional, teh Ridha seakan-akan mempertahankan reputasi PAN sebagai parpol selebritis. 
Ditanya soal alasan mengapa mau berubah haluan dari akademisi menjadi seorang politisi, teh Ridha menjelaskan;
"Memang, untuk mengabdi itu bisa dimana saja dan dengan cara apa saja, namun jika saya ingin mengabdi kepada masyarakat sebagai penyambung aspirasinya, ya saya harus menggunakan instrumen hukum dan suatu regulasi demokrasi yang disebut Pemilu".




Wanita anggun asal Sokaraja - Banyumas ini bernama Nur Dwiyanti. Mbak Dian (sapaan akrabnya) bukanlah seorang pengusaha kelas atas, beliau hanyalah pedagang kecil di pasar Sokaraja dan berasal dari keluarga sederhana. Beliau maju sebagai caleg dari Partai Gerindra, atas permintaan rekan-rekan sesama pedagang pasar, tetangga dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Tak tanggung-tanggung, diusianya yang masih muda, mbak Dian yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi smester 7 di salah satu Perguruan Tinggi di Purwokerto ini maju berkompetisi untuk memperebutkan kursi di DPRD Jawa Tengah. 
"Karena saya seorang wanita, saya seorang ibu, dan saya seorang pedagang kecil, maka saya sangat mengerti permasalahan di masyarakat bawah, dan kebetulan saya diberi amanah oleh masyarakat untuk mewakili keluh-kesahnya, mewakili kecemasannya, mewakili segala isi hatinya, maka saya berharap agar saya diberikan kemampuan oleh Allah S.W.T. untuk melaksanakan amanah ini dengan baik." kata mbak Dian.

Dari uraian saya di atas, tak berlebihan jika saya menarik kesimpulan bahwasannya; 
 "Wanita akan mendominasi, jika dia selalu disakiti dan dikhianati". 
Maka dari itu, janganlah sesekali menyakiti wanitamu, karena akan sangat menyakitkan jika dia melemparmu dengan batu batere.

********


Andi A. Kuswandi