Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat,
Semoga saat ini Emak senantiasa ada dalam keadaan sehat wal'afiat.
orang kecil kaya' kita mah gak boleh sakit atuh mak, bahkan untuk sekedar merasa lelahpun sangat "diharamkan" hehehe..
lah iya,,, karena pelayanan kesehatan di Negeri kita ini teramat-sangat mahal.
Adapun program pemerintah yang dinamai "Jamkesmas"itu hanyalah representasi dari diskriminasi-sosial terhadap hak warga negara untuk mendapatkanpelayanan kesehatan.
memang begitu adanya,Mak..
Emak masih ingat kan, ketika Emak sedang ngantri di UGD-RSUD..?
Bukankah saat itu Emak harus menunggu si Abah lebih lama di sana karena semua kamar perawatan kelas "melati" telah dipenuhi pasien_pasien lain yang penyakitnya belum diketahui karena belum diperiksa Dokter selama dua minggu mereka menginap di sana..?
Padahal mah waktu itu teh masih banyak kamar VIP yang kosong..? hehehe...
apalagi kalau Emak tahu cerita temen saya yang mahasiswa Farmasi, bahwa obat Generik itu KW_9.
Tapi gak tahu lah Mak, saya mah tidak tahu-menahu tentang klasifikasi obat-obatan dari KW_1 sampai 100 hehehe...
Yang saya tau mah, semua obat juga sama pahitnya, bahkan lebih pahit dari usus ikan tawes ygEmak sajikan tiap musim kemarau. "Piritan" begitulah makanan itu dinamai. Walaupun saya belum tahu pastitentang Halal-Haramnya makanan itu. Yang saya tau, Pak Haji juga memakannya hehehe...
Mungkin saja emak benar mengenai itu, orang seperti kita mah gak usah repot-repot mencari tau. Turuti saja apa kata orang pinter dan lakukan apa yg orang pinter lakukan. Apa yang Pak.Haji makan, itu yang boleh kita makan. Walaupun sering kaliketika kita menahan lapar, eh Pak.Haji makan sendirian hehehe...
Padahal kan beliau lah yang mengajarkan kita untuk berbagi dengan sesama. Beliau juga yg mengajarkan kita tentang teori perbandingan 1 (satu) berbanding 0,25/10 (nol koma dua puluh lima per sepuluh).
yah,,,itulah realita mak, kenapa orang-membenci kejujuran/ karena kejujuran itu sangat menyakitkan hehehe,,
Maka jangan salahkan saya jika saya sering berbohong. Karena Emak juga yang mengajarkan saya untuk berbohong. Emak sering kan menyuruh saya untuk menemui tukang kredit panci dan mengatakan bahwa Emak sedang pergi ke ondangan? Padahal Emak sedang asyik nonton infotainment tentang artis yg sedang terkena skandal perselingkuhan, dan artis lainnya yang mencalonkan diri sebagai calon Presiden hehehe,,,
O iya Mak, ngomong-ngomong soal calon Presiden, bagaimana kabar Abah di kampung? Apakah beliau masih suka ikut-ikutan jadi kader partai yang katanya paling pro-rakyat itu?
Saya mah heran dan gak habis pikir Mak, kok bisa ya orang-orang kampung seperti si Abah yang tiap hari memegang pacul direkrut oleh partai politik untuk jadi pengurus di tingkat ranting?
Lebih heran lagi, Haji Maman, Mang Emen dan Pak Momon juga ikut-ikutan.
Saya mah masih inget, tahun lalu pada saat sedang kampanyeuBupati, Haji Maman melakukan kampanyeu hitam di mesjid desa. Memang sih waktu itu beliau tidak secara langsung memerintahkan jama'ah untuk memilih Pak Ma'ruf menjadi bupati untuk yang ke-dua kalinya. Beliau mengatakan dalam tausiahnya;
"Pemimpin sekarang tidak akan lebih baik dari pemimpin terdahulu, dan pemimpin yang akan datang tidak akan lebih baik dari pemimpin yang sekarang"
Bukankah pernyataan itu secara tidak langsung menghimbau kitauntuk memilih Pak Ma'ruf dalam pemilihan Bupati? kan semua orang juga tau bahwa Pak Ma'ruf itu calon incombent. Mungkin definisi "amar ma'ruf" menurut perspektif Haji Maman mah "memerintahkan untuk memilih Pak Ma'ruf" hehehe..
Pak Momon juga mak, saya heran kok seorang kepala sekolah seperti beliau malah jadi kader partai oposisi. Apakah beliau tidak mengindahkan himbauan ketua umum Korpri yang jelas-jelas mengintruksikan untuk mendukung partai pemerintah yang telah menaikan gaji PNS yang katanya sampai 300%.
Tapi emang begitu sih Pak Momon mah, orangnya bukan tipe penjilat. Makanya beliau belum lulus sertifikasi_guru sampai sekarang. Itu juga bisa menjadi alasan lain selain gelar akademiknya yang hanya SPd.
Emak tau gak kepanjangan dari SPd.?
Sarjana Pamere Dosen, mak hehehe...
Yang lebih membuat saya heran Mak, kenapa yah pak momon tel malah memilih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk program Pasca Sarjananya..? Coba deh Emak tanya, Sebenarnya Pak Momon teh ingin jadi Kepala Sekolah atau Sastrawan.? atau jangan-jangan malah ingin jadi juara baca puisi tingkat Kecamatan ya Mak..? hehehe..
Acuh,,,maaf ya Mak, kok saya jadi ngomongin orang, hampura Pak Momon lah hehe,,
Mak,, bagaimana perkembangan bisnis Import yang Emak kelola? Apa ada kemajuan, atau malah gulung tikar seperti Partainya Pak.Yusril..?
Saya juga tau, Emak hanya punya warung nasi kecil-kecilan. Tapi kan hampir semua yang emak jual itu barang import. Berasnya dari Thailand, Dagingnya dari Australi. Memang sih, tahu dan tempe dibuat di dalam negri, tapi kan kedelainya yang diimport dari Amerika. Sigana teh hanya jengkol dan peuteuy yang asli Indonesiana mah nya mak hehe..
Apalagi jika kita bicara peralatan dapurnya mah. Sok aja lihat sama Emak, dari mulai piring, gelas, teko, oven, baki, sendok dan lain-lain semuanya ada tulisan "made in china"
Emak tau gak artinya "made in china"?
Itu bahasa Inggris Mak, bahasa Internasional, yang artinya kurang_lebih:
"Keturunan China di Indonesia tidak boleh ada yang berkarier di Militer" hehehe...
Memang sih Mak, jika kita melihat realita sekarang mah sangat-sangat kontradiktif dengan apa yang telah saya terima dari guru-guru SD saya dulu. Dulu guru saya selalu bilang bahwa negeri kita ini sangat kaya akan sumber daya alam. Apalagi jika berbicara tentang Pulau Madura. Kata ibu Guru, air laut di hampir di sepanjang garis pantain Pulau Madura memiliki kandungan garan yang tinggi. Yang bisa diolah menjadi Garam dapur dengan kualitas nomer satu. Tapi pada kenyataannya negara kita malah mengimport garam dari luar negeri.
Apa mungkin banyak pengusaha garam di Madura yg bangkrut karena terlalu berbelit-belitnya birokrasi pencairan dana KUR (kredit usaha rakyat) ya Mak..?
Saya juga masih sakit hati dengan apa yang dikatakan oleh orang BRI itu Mak. Dulu waktu saya mengajukan pinjaman dana KUR itu, masa dia nanya sekarang usaha apa? itu kan pertanyaan bodoh dari orang dengan level rasionalitas paling rendah. Kok dia gak mikir ya, logikanya jika saja waktu itu saya punya usaha, gak mungkin lah saya mengajukan pinjaman dana KUR.
Tapi tidak apa-apa lah, mungkin orang itu tidak tau bahwa saya teh calon Presiden. Awas saja, jika kelak saya jadi Presiden, pegawai BRI cabang kecamatan kita akan saya mutasi ke Manokwari semuanya Mak hehehe..
Tapi ada lagi kejadian yang lebih menyakitkan dan memprihatinkan, Mak.
Emak inget gak waktu saya dan temen-temen di Karang Taruna mengajukan profosan untuk pendanaanprogram pelatihan Bahasa Inggris bagi remaja mesjid..? Iya Mak, waktu itu kan saya datang ke Pak Deden yang anggota DPRD Kabupaten dari partai yang katanya partai islam itu. Masa dia bilang tidak ada anggaran dan aturannya? Lha,,,terus tugas dan wewenang dia sebagai "legislator" apa saja atuh...?
Jika hanya menjalankan aturan dan regulasi yang sudah ada mah anak SD juga bisa. Apa bedanya dengan masak mie instant yang di kemasannya ada petunjuk penyajiannya.
Lieur lah si Deden mah hehehe..
Mak,, bagaimana si Neneng Sekolahnya sekarang?
Yang saya denger sih, sekolahnya yang dulu terakreditasi RSBI, sekarang jadi sekolah umum lagi ya Mak..?
Memang sih Mak, klasifikasi Sekolah yang disebut "akreditasi" itu sangat bertentangan dengan Undang Undang No.20 tahun 2003 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Betapa tidak Mak, coba saja Emak bayangkan, dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir ini orientasi Pendidikan Nasional kita bukan lagi "mencerdaskan kehidupan bangsa", melainkan membangun reputasi sekolah agar terakreditasi RSBI. Ya imbasnya terhadap kita sebagai masyarakat sangat terasa kan Mak..?
Dulu aja waktu si Neneng lulus ujian masuk ke sekolahnya yang sekarang ini, Emak sampai menggadaikan SPPT tanah pada Haji Aceng kan? Dan itu pun belum cukup untuk membayar biaya pendaftaran si Neneng.
Ya mau cukup bagaimana, kan kursi di kelasnya juga buka lelang segala.
Itu kursi sekolah apa kursi Gubernur Banten ya Mak..? hehehe...
Ada lagi masalah lain yang muncul mak. Kesenjangan terjadi bukan hanya antara murid dengan murid, tetapi ini lebih memprihatinkan, yaitu antara guru-guru yang mengajar di Sekolah RSBI dengan guru-guru lain yang mengajar di sekolah umum. Bisa dibilang, rivalitas abadi itu bukan lagi antara Sosialis dengan Kapitalis, tetapi antara SMP.2 dengan SMP.3. Nah,,,itulah sebabnya mengapa Pendidikan Nasional kita yang memakan alokasi APBD 30% itu hanya mampu mencetak SDM kelas "Demonstran" hehehe...
Dear Emak,,,
Sekian saja surat dari saya, Insya Allah Lebaran tahun ini saya pulang kampung. Besok tanggal 9 Juni mah saya tidak pulang lah mak. Siapa pun yang jadi presiden nanti saya mah ngadukung saja lah. Saya mah orang bobo Mak, tau nama Joko Widodo dan Prabowo juga dari soal TTS. itu juga bisa saya tebak karena udah ada semua huruf konsonannya. Ya gampang lah, tinggal diisi aja pake huruf "O".
Kan pemerintah kita mah masih didominasi oleh Suku "O" hehehe...
Udah dulu yah, Mak...
Assalamualaikum wr. wb
Kota, 30 April 2014
Asep Bangbung